Bekerja tampa keyakinan berarti separuh gagal

Analisis Profesional Guru dalam Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan

BAB 1
PENDAHULUAN


Figur Seorang guru sangat menentukan maju mundurnya pendidikan. Peran guru tidak seluruhnya dapat digantikan dengan teknologi. Bagaimanapun canggihnya computer tetap saja bodoh dibandingkan guru, karena computer tidak dapat diteladani bahkan bias menyesatkan jika penggunaanya tampa control.
Sedikitnya terdapat tiga kata yang dapat dijadikan seorang guru penting, tiga kata tersebut menjadi sifat dan karateristik guru, yaitu kreatif, profesional dan menyenangkan. Sifat kreatif, professional dan menyenangkan sangat dituntut dan diperlukan bagi seorang sejalan dengan perkembangan pandangan dunia terhadap pendidikan. Tidak ada yang dapat mengubah nasib seseorang kecuali orang itu sendiri, demikian juga dengan guru, tidak ada yang dapat mengangkat harkat dan martabat guru kecuali para guru itu sendiri dan itu dilakukan melalui proses belajar yang senantiasa untuk meningkatkan kompentensi dan profesionalismenya. Dalam kerangka ini , makalah ini dihadirkan untuk menunjang kebutuhkan tersebut.



BAB 2
PERAN GURU DALAM PEMBELAJARAN


A. GURU SEBAGAI PENDIDIK

Guru adalah pendidik yang harus memiliki standart kualitas pribadi tertentu yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri dan terpilih.
Guru yang bertanggung jawab harus mengetahui, dan memahami nilai, norma moral, dan harus mengetahui, dan memahami nilai, norma moral, dan berbuat sesuai dengan nilai dan norma tersebut.
Guru yang berwibawa harus memiliki kelebihan dalam merealisasikan nilai spiritual, emosional, moral, sosial dan intelektual dalam pribadinya. Guru harus mampu mengambil keputusan secara mandiri berkaitan dengan pembelajaran dan pembentukan kompetensi serta bertindak sesuai kondisi peserta didik, tanpa menunggu perintah atasan.
Guru yang disiplin harus mematuhi peraturan dan tata tertib secera konsisten. Sebelum mendisiplinkan perserta didik, guru harus mendisiplinkan diri terlebih dahulu.


B. GURU SEBAGAI PENGAJAR

Melaksanakan pembelajaran merupakan tugas dan tanggung jawab yang pertama dan utama bagi seorang guru. Tugas ini tidak dapat digantikan walaupun dengan teknologi yang semakin berkembang. Perkembangan teknologi memang mengubah peran guru dan pengajar yang bertugas menyampaikan meteri pelajaran menjadi fasilisator yang bertugas memberikan kemudahan belajar.

Kegiatan belajar peserta didik dipengaruhi oleh faktor seperti, motivasi, kematangan, hubungan peserta didik dengan guru, kemampuan verbal, tingkat kebebasan, rasa aman , dan ketrampilan guru dalam berkomunikasi. Jadi guru harus berusaha membuat sesuatu menjadi jelas dan berusaha membuat sesuatu menjadi jelas dan berusaha lebih trampil dalam memecahkan masalah. Untuk itu, dapat beberapa hal yang harus dilakukan oleh guru :
Membuat illustrasi : menghubungkan sesuatu yang sedang dipelajari peserta didik dengan sesuatu yang telah diketahuinya.
Mendifinisikan : meletakan sesuatu yang dipelajari secara jelas dan sederhana.
Menganalisa : membahas masalah yang telah dipelajari bagian demi bagian.
Mensintesis : mengembalikan bagian-bagian yang telah dibahas ke dalam suatu konsep yang utuh sehingga memiliki arti.
Bertanya : mengajukan pertanyaan pertanyaan yang berarti dan tajam , agar apa yang dipelajari menjadi lebih jelas.
Menrespon : mananggapi pertanyaan peserta didik
Mendengarkan : memahami peserta didik dan menyederhanakan setiap masalah.
Menciptakan pertanyaan : peserta didik akan memberikan kepercayaan terhadap keberhasilan guru dalam pembalajaran.
Memberikan pandangan yang bervariasi : melihat bahan yang dipelajari dari berbagai sudut pandang.
Menyediakan media untuk mengkaji materi standar : memberikan pengalaman yang bervariasi melalui media pembelajaran.
Menyesuaikan metode pembelajaran : menyesuaikan metode pembelajaran dengan kemampuan dan tingkat perkembangan peserta didik.
Memberikan nada perasaan : membuat pembelajaran lebih bermakna dan hidup.

Guru harus berusaha mempertahankan dan meningkatkan semangat ketika mempelajari materi standar. Guru harus memiliki tujuan yang jelas, rasional dalam memutuskan agar peserta didik memahami ketrampilan yang dituntut dalam pembelajaran, karena itu perlu dibina hubungan yang positif antara guru dan peserta didik

C. GURU SEBGAI PEMBIMBING

Bila diibaratkan sebagai guru sebagai pembimbing perjalanan, maka guru harus merumuskan tujuan secara jelas, menetapkan waktu perjalanan serta menilai kelancarannya sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik. Jadi sebagai pembimbing guru memiliki berbagai hak dan tanggung jawab dalam suatu perjalanan.

Istilah perjalanan merupakan proses belajar. Setiap perjalanan tentu mempunyai tujuan. Setelah rencana dibuat, perjalanan dilaksanakan, ada saat berhenti untuk melihat ke belakang serta mengukur sifat, arti dan efektivitas perjalanan.

Guru memerlukan kompetensi yang tinggi untuk melaksanakan 4 hal berikut :
Guru harus merencanakan tujuan dan mengidentifikasi kompentensi yang hendak dipakai.
Guru harus melihat keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran, dan yang paling penting bahwa peserta didik melaksanakan kegiatan belajar itu tidak hanya secara jasmaniah ,tetapi juga secara psikologis.
Guru harus memakai kegiatan belajar. Guru harus memberikan kehidupan dan arti terhadap kegiatan belajar.
Guru harus melaksanakan penilaian.

D. GURU SEBAGAI PELATIH

Guru harus melihat keterlibatan sebagai pelatih, yang bertugas melatih peserta didik dalam pembentukan kompetensi dasar, sesuai dengan pontensi masing- masing . Pelatihan yang dilakukan , harus memperhatikan kompetensi dasar dan materi standar, juga harus mampu memperhatikan perbedaan individual peserta didik dan lingkungannya. Karena itu guru harus belajar sepanjang hayat, dan belajar tidak dapat diwakilkan kepada orang lain.
Dalam melaksanakannya guru tidak harus memberitahukan semua yang diketahuinya. Guru menciptakan situasi agar peserta didik menemukan sendiri apa yang harus diketahui. Jadi kewenangan yang dimiliki tidak membunuh kreativitas peserta didik.


E. GURU SEBAGAI PENASEHAT

Guru adalah seorang penasehat bagi peserta didik, bahkan bagi orang tua, meskipun mereka tidak memiliki latihan khusus sebagai penasehat dan dalam beberapa hal tidak dapat berharap untuk menasehati orang. Banyak guru cenderung menganggap bahwa konseling terlalu banyak membicarakan klien, seakan-akan berusaha mengatur kehidupan orang, dan oleh karenanya mereka tidak senang melaksanakan fungsi ini. Padahal menjadi guru pada tingkat manapun berarti menjadi penasehat dan menjadi orang kepercayaan, kegiatan pembelajaran meletakkannya pada posisi tersebut. Peserta didik senantiasa berhadapan dengan kebutuhan untuk membuat keputusan, dan dalam prosesnya akan lari kepada gurunya. Peserta didik akan menemukan sendiri dan secara mengherankan, bahakan mungkin menyalahkan apa yang ditemukan , serta akan mengadu kepada guru sebagai orang kepercayaanya. Makin efektif guru menangani setiap permasalahan, makin banyak kemungkinan peserta didik berpaling kepadanya untuk mendapatkan nasihat dan kepercayaan diri.
Agar guru dapat menyadari perannya sebagai orang kepercayaan, dan penasehat secara lebih mendalam, ia harus memahami psikologi kepribadian dan ilmu kesehatan mental. Diantara mahluk hidup di planet ini, manusia merupakan makhluk yang unik, dan sifat-sifatnya pun berkembang secara unik pula. Menjadi apa dia, sangat dipengaruhi pengalaman, lingkungan dan pendidikan.

F. GURU SEBAGAI PEMBAHARUAN ( INNOVATOR )

Guru menerjemahkan pengalaman yang telah lalu ke dalam kehidupan yang bermakna bagi peserta didik. Dalam hal ini, terdapat jurang yang dalam dan luas generasi yang satu dengan yang lain, demikian halnya pengalaman orang tua memiliki arti lebih banyak dari pada nenek kita. Seseorang peserta didik yang belajar sekarang, secara psikologis berada jauh dari pengalaman manusia harus dipahami, di cerna dan di wujudkan dalam pendidikan. Guru harus menjembatani jurang ini bagi peserta didik, jika tidak , maka hal ini dapat mengambil bagian dalam proses belajar yang berakibat tidak memungkinkan potensi yang dimilikinya.
Prinsip modernisasi tidak hanya diwujudkan dalam bentuk buku-buku sebagai alat utama pendidikan, melainkan dalam semua rekaman tentang pengalaman manusia. Tugas guru adalah menerjemahkan kebijakan dan pengalaman yang berharga ini kedalam istilah atau bahasa modern yang akan diterima oleh peserta didik. ”There is not news under the sun” (Tidak ada barang baru dibawah ini), tetapi guru dan penulis bisa berbesar hati berdasarkan kenyataan bahwa pikiran-pikiran atau dalil-dalil lama dapat diletakkan dalam model baru, pakaian baru dan dalam proses ini semuanya akan tampak baru. Sekurang-kurangnya menjadi baru bagi peserta didik, dan bagi para pendengar. Oleh karena itu, sebagai jembatan antara generasi tua dan generasi muda, yang juga sebagai penerjemah pengalaman, guru harus menjadi pribadi yang terdidik.

G. GURU SEBAGAI MODEL DAN TELADAN

Guru merupakan model atau teladan bagi para pederta didik dan semua yang menganggap dia sebagai guru. Terdapat kecenderungan yang besar untuk menggangap bahwa peran ini tidak mudah untuk ditentang, apalagi ditolak. Keprihatinan, kerendahan, kemalasan dan rasa takut, secara terpisah ataupun bersama-sama bisa menyebabkan seseorang berfikir atau berkata, “Jika saya harus menjadi teladan atau dipertimbangkan untuk menjadi model, maka pembelajaran bukanlah pekerjaan yang tepat bagi saya.
Sebagai teladan, tentu saja pribadi dan apa yang dilakukan guru akan mendapatkan sorotan peserta didik serta orang di sekitar lingkunganya yang menganggap atau mengakuinya sebagai guru. Sehubungan itu, beberpa hal dibawah ini perlu mendapat perhatian dan bila perlu di didiskusikan para guru.

1. Sikap dasar : postur psikologis yang akan nampak dalam masalah-masalah penting, seperti keberhasilan, kegagalan, pembelajaran, kebenaran, hubungan antar manusia, agama, pekerjaan, permainan dan diri.
2. Bicara dan gaya bicara: penggunaan bahasa sebagai alat berfikir.
3. kebiasaan bekerja: gaya yang dipakai oleh seseorang dalam bekerja yang ikut mewarnai kehidupannya.
4. Sikap melalui pengalaman dan kesalahan: pengertian hubungan antara luasnya pengalaman dan nilai serta tidak mungkin mengelak dari kesalahan.
5. Pakaian: merupakan perlengkapan pribadi yang amat penting dan menampakan ekspresi seluruh kepribadian.
6. Hubungan kemanusiaan: diwujudkan dalam semua pergaulan manusia, intelektual, moral, keindahan, terutama bagaimana berprilaku.
7. Proses berpikir: cara yang digunakan oleh pikiran dalam menghadapi dan memecahkan masalah.
8. Perilaku neurotis: suatu pertahanan yang digunakan untuk melindungi diri dan bisa juga untuk menyakiti orang lain.
9. Selera: pilihan yang secara jelas merefleksikan nilai-nilai yang dimiliki oleh pribadi yang bersangkutan.
10. Keputusan: keterampilan rasional dan intuitif yang dipergunakan untu menilai setiap situasi.
11. Kesehatan: kualitas tubuh, pikiran dan smangat yang merefleksikan kekuatan, perspektif, sikap tenang, antusias dan semangat hidup.
12. Gaya hidup secara umum: apa yang dipercaya oleh seseorang tentang setiap aspek kehidupan dan tindakan untuk mewujudkan kepercayaan itu.

H. GURU SEBAGAI PRIBADI

Sebagai guru yang berkecimpung dalam pendidikan , guru harus memiliki kepribadian yang mencerminkan seorang pendidik. Guru sering dijadikan panutan oleh masyarakat , untuk itu guru guru harus mengenal nilai-nilai yang dianut dan berkembang dimasyarakat tempat melaksankan tugas dan bertempat tinggal.
Ujian berat bagi guru dalam hal kepribadian ini adalah rangsangan yang memancing emosinya. Kesetabilan emosi sangat diperlukan , namun tidak semua orang mampu menahan emosi terhadap rangsangan yang menyinggung perasaan, dan memang diakui bahwa tiap orang mempunyai temperamen yang berbeda dengan orang lain , sehingga perlu adanya upaya dalam bentuk latihan mental . Sebagian kemarahan bernilai positip dan sebagian bernilai negatif.
Kematangan guru akan berkembang sejalan dengan pengalaman bekerja, selama dia mau memanfaatkan pengalamannya. Tapi tidak sekedar bertambahnya umur atau masa kerja saja yang bertambah, melainkan bertambahnya kemampuan memecahkan masalah atas dasar pengalaman masa lalu.
Salah satu hal yang perlu dipahami guru untuk mengefektifkan proses pembelajaran adalah bahwa semua manusia ( peserta didik ) dilahirkan dengan rasa ingin tahu yang pernah terpuaskan , dan mereka semua memiliki potensi untuk memenuhi rasa ingin tahunya .
Untuk kepentingan tersebut perlu dikondisikan lingkungan yang konduktif dan menantang rasa ingin tahu peserta didik , sehingga proses pembelajaran akan berlangsung secara efektip .

I. GURU SEBAGAI PENELITI

Kebutuhan untuk mengetahui merupakan kebutuhan semua manusia. Dalam diri orang tua , ia lebih sistimatik, lebih terarah dan mengekpresikan dirinya secara khusus. Bagi remaja, usaha untuk mengetahui bersifat umum dan tidak dilakukan dengan baik, sedangkan pada anak merupakan yang alami. Sebagai peneliti guru tidak berpu-pura mencari sesuatu, karena hal itu merupakan pekerjaan yang lain dan berbeda dengan yang dilakukan anak-anak.
Menyadari akan kekurangannya guru berusaha mencari apa yang belum diketahuinya untuk meningkatkan kemampuan melaksanakan tugas.

J. GURU SEBAGAI PENDORONG KREATIF

Kreatifitas merupakan hal yang sangat penting dalam pembelajaran , guru dituntut untuk mendemonstrasikan dan menunjukkan proses kreatifitas tersebut. Kreatifitas ditandai oleh adanya kegiatan menciptakan sesuatu yang sebelumnya tidak ada dan tidak dilakukan oleh seseorang atau adanya kecenderungan untuk menciptakan sesuatu. Guru yang kreatif adalah seorang kreator dan motivator yang berada di pusat proses pendidikan , sehingga guru senantiasa berusaha untuk menemukan cara yang lebih baik dalam melayani peserta didik dengan demikian siswa dapat menilai kreatifitas seorang guru .

K. GURU SEABGAI PEMBANGKIT PANDANGAN

Sebagai pembangkit pandangan guru dituntut harus terampil berkomunikasi dengan peserta didik di segala umur, sehingga setiap langkah dari proses pendidikan yang dikelolanya dilaksanakan untuk menunjang fungsi ini. Guru harus mampu menampakan pandangan yang positip terhadap martabat manusia kedalam pribadi peserta didik.

L. GURU SEBAGAI PEKERJA RUTIN

Guru bekerja dengan ketrampilan , dan kebiasaan tertentu , serta kegiatan rutin yang sangat diperlukan. Sedikitnya 17 kegiatan rutin yang dikerjakan guru dalam pembelajaran di setiap tingkat, yaitu;
Bekerja tepat waktu di awal maupun akhir pembelajaran.
Membuat catatan dan laporan sesuai dengan standar kinerja, ketepatan dan jadwal waktu.
Membaca, mengevaluasi dan mengembalikan hasil kerja peserta didik.
Mengatur kehadiran peserta didik dengan penuh tanggung jawab.
Mengatur jadwal , kegiatan harian, mingguan , semesteran, dan tahunan.
Mengembangkan peraturan dan prosedur kegiatan kelompok, termasuk diskusi.
Menetapkan jadwal kerja peserta didik .
Mengadakan pertemuan dengan orang tua dan dengan peserta didik.
Mengatur tempat duduk peserta didik
Mencatat kehadiran peserta didik .
Memahami peserta didik.
Menyiapkan bahan-bahan pembelajaran dan media pembelajaran
Menghadiri pertemuan dengan guru orangtua
Menciptakan iklim kelas yang kondusif.
Melaksanakan latihan –latihan pembelajaran .
Merencanakan program khusus dalam pembelajaran.
Menasehati peserta didik.

Tanpa adanya kegiatan rutin , tidak terdapat kekuatan atau kesempatan untuk mencoba alternatip kegiatan sebagai hal pokok dari kebebasan dan kreativitas.


M. GURU SEBAGAI PEMINDAH KEMAH

Guru adalah sebagai seorang pemindah temah yang suka memindah-midahkan dan membantu peserta didik, meninggalkan hal yang lama menuju ke hal yang baru yang bisa mereka alami. Guru selalu berusaha keras untuk mengetahui pemasalahan peserta didik, kepercayaan dan kebiasaan yang menghalangi kemajuannya. Guru harus memahami mana yang tidak bermanfaat dan membahayakan perkembangan peserta didik.
Kepribadian terbentuk melalui cara cara berikut :
Prilaku yang bersangkutan dalam merespon lingkungan hidup untuk memenuhi kebutuhannya
Secara berangsur angsur atau sekaligus, baik kebutuhan maupun lingkungannya berubah.
Respon respon terdahulu dikembangkan agar menjadi efektif tetapi sering berubah menjadi kurang efektif dan bahkan membahayakan
Kepribadian senantiasa mewujudkan semua cara yang telah digunakan dimasa lampau.
Semua pola prilaku tetap bekerja untuk menemukan kebutuhan dan tuntutan .
Dibawah semua tekanan kepribadian berkembang menjadi gaya hidup.
Gaya hidup cendrung mengkristal dari waktu ke waktu , sehingga kepribadian menjadi lebih kaku dan tidak luwes.

Banyak hal yan bisa dilakukan diri untuk memelihara kepribadian :
Bisa menjadi orang yang siap dengan pengertian, seperti konflik antara keinginan untuk tetap atau berubah.
Berusaha keras untuk memberikan pengertian yang luas,.
Guru juga sebagai swinger yang berpindah dari satu posisi ke posisi lain, khususnya dalam ide.

N. GURU SEBAGAI PEMBAWA CERITA

Guru dengan menggunakan suaranya ,memperbaiki kehidupan melalaui puisi , dan berbagai cerita tentang manusia . Cerita adalah cermin yang bagus dan merupakan tongkat pengukur. Guru berusaha mencari cerita untuk membangkitkan gagasan kehidupan dimasa mendatang.
Sebagai pendengar, peserta didik dapat mengidentifikasi watak-watak pelaku yang ada dalam cerita , dapat secara obyektif menganalisis, menilai manusia , kejadian- kejadian dan pikiran-pikiran. Guru diharapkan mampu membawa peserta didik mengikuti jalannya cerita dengan berusaha membuat peserta didik memiliki pandangan yang rasional terhadap sesuatu.

O. GURU SEBAGAI AKTOR

Sebagai aktor , guru harus melakukan apa yang ada dalam naskah yang telah disusun . Sang aktor harus siap mental terhadap pernyataan senang atau tidak senang dari para penonton. Emosi harus dikuasai karena kalau seseorang telah membenci atau mencintai sesuatu akan berlaku tidak obyektif, perilakunya menjadi distorsi dan tidak terkontrol. Untuk mengajar guru harus memiliki gagasan dan pengalaman , serta harus menyadari bahwa orang lainpun berkesempatan untk memilikinya. Kemampuan berkomunikasi merupakan suatu seni atau ketrampilan yang dikenal dengan mengajar.
Sebagai seorang aktor , guru melakukan penelitian tidak terbatas pada materi yang harus ditransferkan ,melainkan juga tentang kepribadian manusia .

P. GURU SEBAGAI EMANSIFATOR

Guru telah melaksanakan fungsinya sebagai emansifator , ketika peserta didik yang telah menilai dirinya sebagai pribadi yang tak berharga ,merasa dicampakkan orang lainatua selalu diuji dengan berbagai kesulitan sehingga hampir putus asa ,dibangkitkan kembali menjadi pribadi yang percaya diri.Guru harus membina kemampuan peserta didik untuk menginformasikan apa yang ada dalam pikirannya. Guru berkewajiban mengembangkan potensi peserta didik sedemikian rupa sehingga menjadi pribadi yang kreatif.

Q. GURU SEBAGAI ELEVATOR

Evaluasi atau penilaian merupakan aspek pembelajaran yang paling kompleks, karena banyak melibatkan latar belakang dan hubungan serta variabel lainnya. Tidak ada pembelajaran tanpa penilaian, karena penilaian merupakan proses menetapkan kualitas hasil belajar, atau proses untuk menentukan tingkat pencapaian tujuan pembelajaran. Kemampuan lain yang harus dikuasai guru sebagai elevator adalah memahami tehnik evaluasi, baik tes maupun non tes yang meliputi jenis masing-masing, karakteristik dan prosedur pengembangan .Oleh karena itu , penilaian harus dilakukan dengan rancangan dan frekuensi yang memadai dan berkesinambungan .Guru juga harus mampu menilai dirinya sendiri , baik sebagai perencana pelaksana maupun menilai program pembelajaran. Penilaian bukan merupakan tujuan , melainkan alat untuk mencapai tujuan

R. GURU SEBAGAI PENGAWET

Untuk melaksanakan tugasnya sebagai pengawet terhadap apa yang telah dicapai manusia terdahulu , dikembangkan salah satu sarana pendidikan yang disebut kurikulum, yang secara sederhana disebut pembelajaran . Untuk dapat mengawetkan pengetahuan sebagai salah satu komponen kebudayaan, guru harus mempunyai sikap positip terhadap apa yang harus diawetkan. Guru juga harus mengawetkan pengetahuan yang telah dimiliki dalam pribadinya , dalam arti guru harus berusaha menguasai materi standar yang akan disajikan kepada peserta didik.

S. GURU SEBAGAI KULMINATOR

Guru harus mampu menghentikan kegiatan pada suatu unit tertentu ,kemudian maju ke unit berikutnya , untuk itu diperlukan kemampuan menciptakan suatu kulminasi pada unit tertentu dari suatu kegiatan belajar. Guru adalah orang yang mengarahkan proses belajar secara bertahap dari awal hingga akhir ( kulminasi ). Peserta didik akan melewati tahap kulminasi , suatu tahap yang memungkinkan setiap peserta didik bisa mengetahui kemajuan belajarnya. Disini peran sebagai kulminator terpadu dengan peran sebagai elevator.







BAB 3
MENCIPTAKAN PEMBELAJARAN KREATIF DAN MENYENANGKAN


Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Untuk menciptakan pembelajaran yang kretif dan menyenangkan diperlukan ketrampilan membelajarkan dan ketrampilan mengajar
Turney (1973) mengungkapkan 8 ketrampilan mengajar yang sangat berperan dan menentukan kwalitas pembelajaran sehiingga tercipta pembelajaran yang kretif, profesional dan menyenangkan.

A. MENGGUNAKAN KETRAMPILAN BERTANYA

Ketrampilan bertanya sangat perlu dikuasai guru untuk menciptakan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan.
Ketrampilan bertanya yang perlu dikuasai guru meliputi :
1. Ketrampilan bertanya dasar mencakup :
a. Pertanyaan yang jelas dan singkat
b. Memberi acuan
c. Memusatkan perhatian
d. Memberi giliran dan menyebarkan pertanyaan
e. Pemberian kesempatan berpikir
f. Pemberian tuntutan
2. Ketrampilan bertanya lanjutan meliputi :
a. Pengubahan tuntutan tingkat kognitif
b. Pengaturan urutan pertanyaan
c. Pertanyaan pelacak ada tujuh teknik antara lain :
- Klarifikasi
- Meminta peserta didik memberikan alas an
- Meminta kesepakatan jawaban
- Meminta ketepatan jawaban
- Meminta jawaban yang lebih relevan
- Meminta contoh
- Meminta jawaban yang lebih kompleks
d. Mendorong terjadinya interaksi




B. MEMBERI PENGUATAN

Penguatan ( reinforcement ). Penguatan dapat dilakukan secara verbal dan non verbal, dengan prinsip kehangatan, keantusiasan, kebermaknaan, dan menghindari penggunaan respon yang negative. Penguatan secara verbal berupa kalimat pujian seperti ; bagus, tepat, puas dengan hasil kerja kalian. Penguatan secara non verbal berupa ; gerakan mendekati peserta didik, sentuhan , sentuhan acungan jempol, dan pegiatan yang menyenangkan.
Penguatan bertujuan untuk :
1. Meningkatkan perhatian peserta didik terhadap pembelajaran
2. Merangsang dan meningkatkan motifasi belajar
3. Meningkatkan kegiatan belajar, dan membina perilaku yang produktif

C. MENGADAKAN VARIASI

Variasi dalam pembelajaran adalah perubahan dalam proses kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan motifasi belajar peserta didik, serta mengurangi kejenuhan dan kebosanan
Variasi dalam pembelajaran bertujuan :
1. Meningkatkan perhatian peserta didik terhadap materi standar yang relevan
2. Memberikan kesempatan bagi perkembangan bakat peserta didik terhadap berbagai hal baru dalam pembelajaran
3. Memupuk perilaku positif peserta didik terhadap pembelajaran
4. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk belajar sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuannya
Variasi dalam kegiatan pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi empat bagian, yakni ;
- Variasi dalam gaya mengajar
- Variasi dalam penggunaan media dan sumber belajar
- Variasi dalam pola interaksi
- Variasi dalam kegiatan

D. MENJELASKAN

Menjelaskan adalah mendeskripsikan secara lisan tentang sesuatu benda, keadaan dan data sesuai dengan waktu dan hokum-hukum yang berlaku.
Beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam memberikan penjelasan yaitu ;
- Penjelasan diberikan selama pembelajaran pada awal tengah maupun akhir
- Penjelasan harus menarik perhatian peserta didik sesuai dengan materi standar dan kompetensi dasar
- Penjelasan dapat diberikan untuk menjawab pertanyaan, menjelaskan. Materi standar untuk membentuk kompetensi dasar dan mencapai tujuan pembelajaran
- Materi yang dijelaskan sesuai dengan kompetensi dasar dan bermakna bagi peserta didik
Penggunaan penjelasan dalam pembelajaran memiliki beberapa komponen yang harus diperhatikan. Komponen-komponen tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Perencanaan
Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan penjelasan, yaitu isi pesan yang akan disampaikan dan peserta didik
2. Penyajian
Dalam penyajiannya perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
- Bahasa yang diucapkan harus jelas dan enak didengar
- Gunakanlah intonasi sesuai dengan materi yang dijelaskan
- Gunakanlah bahasa Indonesia yang baik dan benar
- Bila ada istilah-istilah khusus atau baru, berilah definisi yang tepat
- Perhatikanlah, apakah semua peserta didik dapat menerima
penjelasan

Selain hal-hal diatas terdapat dua pola yang memiliki efektifitas tinggi dalam menghubungkan contoh dan dalil, yaitu :
- Pola Induktif, yaitu diberikan contoh terlebih dahulu kemudian ditarik Kesimpulan umum atau dalil (rumus)
- Pola deduktif, yaitu hukum, rumus atau generalisasi dikemukakan lebih dahulu kemudian diberikan contoh-contoh secara rinci

E. MEMBUKA DAN MENUTUP PELAJARAN

Membuka dan menutup pelajaran merupakan dua kegiatan rutin yang dilakukan guru untuk memulai dan mengakhiri pelajaran
Membuka dan menutup pelajaran yang dilakukan secara professional akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiiatan pembelajaran, antara lain :
- Membangkitkan motivasi belajar peserta didik
- Peserta didik memiliki kejelasan mengenai tugas-tugas yang harus dikerjakan
- Peserta didik memperoleh gambaran yang jelas
- Peserta didik memahami hubungan antara bahan-bahan atau pengalaman yang telah dimiliki dengan hal-hal baru yang akan dipelajari
- Peserta didik dapat menghubungkan fakta-fakta, konsep-konsep dan prinsip-prinsip atau generalisasi dalam suatu peristiwa pembelajaran
- Peserta didik mengetahui tingkat keberhasilan atau tingkat pencapaian tujuan, sedangkan guru dapat mengetahui tingkat keberhasilan atau keefektifan kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan
Membuka pelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan guru untuk menciptakan kesiapan mental dan menarik perhatian peserta didik secara optimal , agar mereka memusatkan diri sepenuhnya pada pelajaran yang akan disajikan.
Upaya –upaya yang dilakukan guru antara lain:
- Menghubungkan materi yang telah dipelajari dengan materi yang akan disajikan
- Menyampaikan tujuan yang akan dicapai dan garis besar materi yang akan dipelajari ( dalam hal tertentu tujuan bisa dirumuskan bersama peserta didik)
- Menyampaikan langkah-langkah kegiatan pembelajaran dan tugas-tugas yang harus diselesaikn untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan
- Mendayagunakan media dan sumber belajar yag sesuai dengan materi yang disajikan
- Mengajukan pertanyaan untuk mengetahui pemahaman peserta didik terhadap pelajaran yang telah lalu maupun untuk menjaga kemampuan awal berkaitan dengan bahan yang akan dipelajari.

Menutup pelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan guru untuk mengetahui pencapaian tujuan dan pemahaman peserta didik terhadap pelajaran yang telah lalu maupun untuk menjajagi kemampuan awal berkaitan dengan bahan yang akan dipelajari, serta mengakhiri kegiatan pembelajaran
Guru dapat melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
- Menarik kesimpulan materi yang telah dipelajari
- Mengajukan beberapapertanyaan untuk mengukur tingkat pencapaian tujuan dan keefektifan pembelajaran yang telah dilaksanakan
- Menyampaiakan bahan-bahan pendalaman yang harus dipelajari dan tugas-tugas yang harus dikerjakan (individu maupun kelompok sesuai dengan pokok bahasan yang telah dipelajari
- Memberikan post tes baik secara lisan, tulisan maupun perbuatan.

Agar kegiatan membuka dan menutup pelajaran dapat dilakukan secara efektif dan berhasil guna perlu diperhatikan komponen-komponen yang terkait
Komponen-komponen yang berkaitan dengan membuka pelajaran meliputi:
1. Menarik perhatian peserta didik
2. Membangkitkan motivasi
Untuk membangkitkan motivasi belajar peserta didik, yaitu :
a. Kehangatan dan semangat
b. Membangkitkan rasa ingin tahu
c. Mengemukakan ide yang bertentangan
d. Memperhatikan minat belajar peserta didik
3. Memberikan acuan
Abimanyu dan Raka Joni ( 1982 ) mengemukakakan bahwa memberi acuan adalah : usaha mengemukakan secara spesifik dan singkat serangkaian alternative yang memungkinkan peserta didik memperoleh gambaran yang jelas mengenai hal-hal yang akan dipelajari dan cara yang hendak ditempuh dalam mempelajari materi pembelajaran
Untuk memberikan acuan dapat dilakukan dengan :
a. Mengemukakan tujuan dan batas-batas tugas
b. Menyarankan langkah-langkah yang akan dilakukan
c. Mengingatkan masalah pokok yang akan dibahas
d. Mengajukan pertanyaan

4. Membuat kaitan
Untuk membuat kaitan dalam membuka pelajaran, guru dapat melakukannya dengan menghubungkan antara materi yang akan disampaikan dengan materi yang telah dikuasai peserta didik ( pengetahuan siap )
Di samping itu perlu dikaitkan dengan pengalaman, minat, dan kebutuhan peserta didik. Cara yang dapat dilakukan guru antara lain :
- Mengajukan pertanyaan apersepsi
- Mengulas sepintas garis besar isi pelajaran yang telah lalu
- Mengaitkan materi yang diajarkan dengan lingkungan peserta didik
- Menghubung-hubungkan bahan pelajaran yang sejenis dan berurutan menutup pelajaran dilakukan pada akhir setiap pelajaran
Kegiatan yang dapat dilakukan guru untuk menutup pelajaran antara lain :
a. Meninjau kembali
b. Mengevaluasi
c. Tindak lanjut

F. MEMBIMBING DISKUSI KELOMPOK KECIL

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membimbing diskusi adalah sebagai berikut :
1. Memusatkan perhatian peserta didik pada tujuan dan topic diskusi
2. Memperluas masalah atau urunan pendapat
3. Menganalisis pandangan peserta didik
4. Meningkatkan partisipasi peserta didik
5. Menyebarkan kesempatan berpartisipasi
6. menutup diskusi


Diskusi kelompok kecil memiliki karakteristik sebagai berikut :
- Melibatkan 3 sampai 5 orang peserta dalam setiap kelompok
- Berlangsung secara informal
- Memiliki tujuan yang dicapai
- Berlangsung secara sistematis

Untuk menyukseskan jalannya diskusi kelompok kecil terdapat beberapa ketrampilan yang harus dimiliki oleh pemimpin diskusi sebagai berikut :
1. Memusatkan perhatian
2. Memperjelas masalah
3. Menguraikan setiap gagasan anggota kelompok
4. Meningkatkan urunan peserta didik
5. Menyebarkan kesempatan berpartisipasi
6. Menutup kegiatan diskusi

G. MENGELOLA KELAS

Pengelolaan kelas merupakan keterampilan guru untuk menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif
Beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pengelolaan kelas adalah :
1. Kehangatan dan keantusiasan
2. Tantangan

3. Bervariasi
4. luwes
5. penekanan pada hal-hal positif
6. Penanaman disiplin diri
Ketrampilan mengelola kelas memiliki komponen sebagai berikut :
1. Penciptaan dan pemeliharaan iklim pembelajaran yang optimal
a. Menunjukkan sikap tanggap
b. Membagi perhatian secara visual dan verbal
c. Memusatkan perhatian kelompok
d. Memberi petunjuk yang jelas
e. Memberi teguran secara bijaksana
f. Memberi penguatan ketika diperlukan

2. Ketrampilan yang berhubungan dengan pengendalian kondisi belajar yang optimal
a. Modifikasi perilaku
b. Pengelolaan kelas
c. Menemukan dan mengatasi perilaku yang menimbulkan masalah
H. MENGAJAR KELOMPOK KECIL DAN PERORANGAN

Pengajaran kelompok kecil dan perorangan merupakan suatu bentuk pembelajaran yang memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap setiap peserta didik, dan menjalin hubungan yang lebih akrab antara guru dengan peserta didik maupun peserta didik dengan peserta didik

Ketrampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan dapat dilakukan dengan :
- Mengembangkan ketrampilan dalam pengorganisasian dengan
memberikan motifasi dan membuat variasi dalam pemberian tugas
- Membimbing dan memudahkan belajar, yang mencakup penguatan,
proses awal, supervise dan interaksi pembelajaran
- Perencanaan penggunaan ruangan
- Pemberian tugas yang jelas, menantang dan menarik

Khusus dalam melakukan pembelajaran perorangan, perlu diperhatikan kemampuan dan kematangan berpikir peserta didik agar apa yang disampaikan bias diserap dan di terima oleh peserta didik.



















BAB 4
PENDEKATAN DAN METODE PEMBELAJARAN


Menjadi guru kreatif, professional dan menyenangkan dituntut untuk memiliki kemampuan mengembangkan pendekatan dan memilih motode pembelajaran yang efektif. Hal ini penting terutama untuk menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan. Cara guru melakukan suatu kegiatan pembelajaran mungkin memerlukan pendekatan dan metode yang berbeda dengan pembelajaran lainnya.

A. Mengembangkan Pendekatan Pembelajaran
Terdapat lima pendekatan pembelajaran yang perlu dipahami guru untuk dapat mengajar dengan baik, yaitu pendekatan kompetensi, pendekatan keterampilan proses, pendekatan lingkungan, pendekatan konteksual dan pendekatan tematik.
Kelima pendekatan tersebut dijelaskan sebagai berikut :
1. Pendekatan Kompetensi
Kompetensi menunjuk kepada kemampuan melaksanakan sesuatu yang diperoleh melalui pembelajaran dan latihan.
Kompetensi dilandasi oleh rasionalitas yang dilakukan dengan penuh kesadaran “mengapa” dan bagaimana perbuatan tersebut dilakukan, disimpulkan bahwa kompetensi merupakan indikator yang menunjuk kepada perbuatan yang bisa diamati, dan sebagai konsep yang mencakup aspek-aspek pengetahuan, keterampilan nilai dan sikap serta tahap-tahap pelaksanannya secara utuh. Pembentukan kompetensi bersifat transaksional, bergantung pada kondisi-kondisi dan pihak-pihak yang terlibat secara actual (Kay 1977).
Terdapat tiga landasan teoritis yang mendasari pendidikan berdasarkan pendekatan kompetensi :
1) Pertama, adanya pergeseran dari pembelajaran kelompok kea rah pembelajaran individual. Peserta didik diharapkan dapat belajar sendiri, tidak bergantung pada orang lain dan belajar berdasar pada kemampuan masing-masing. Hal ini membutuhkan pengaturan kelas yang fleksibel baik sarana maupun waktu. Kecepatan yang berbeda, penggunaan alat yang berbeda, mempelajari bahan ajar yang berbeda.
2) Kedua pengembangan konsep belajar tuntas (mastery learning) atau belajar sebagai penguasaan (learning for mastery). (Blom, 1986). Menyatakan pembelajaran adalah mengkondisikan lingkungan belajar yang memungkinkan peserta didik menguasai materi pembelajaran yang diberikan, diupayakan metode dan media yang bervariasi.
3) Ketiga, perkembangan pendidikan berdasarkan kompetensi adalah usaha penyusunan kembali definisi bakat. (Carol, 1986). Menyatakan, dengan waktu yang cukup peserta didik dapat encapai penguasaan suatu tugas belajar (tugas / praktek), baik dikelas ataupun diluar kelas (jika tidak cukup waktu).

Pengembangan pembelajaran berdasarkan pendekatan kompetensi (Arhan, 1981) mengemukakan tiga hal yang perlu diperhatikan adalah :
1) Menetapkan kompetensi yang ingin dicapai, merupakan pernyataan tujuan peserta didik serta menggambarkan hasil belajar pada aspek pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap.
2) Mengembangkan strategi untuk membantu peserta didik menguasai kompetensi yang ditetapkan. Dapat dibuat sejumlah alternatif kegiatan, misalnya membaca, mendengarkan, berkreasi,interaksi, observasi dan sebagainya sampai terbentuk kompetensi.
3) Evaluasi dilakukan untuk menggambarkan perilaku hasil belajar (behavior out comes) dengan respon peserta didik yang dapat diberikan berdasarkan apa yang diperoleh dari belajar.
Sukmasinata (1983) mengemukakan 3 tahap yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran, yakni perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran. Adapun langkah-langkah pendekatan kompetensi dapat dilakukan sebagai berikut:
a. Tahap Perencanaan adalah
Menetapkan kompetensi yang akan diwujudkan dalam kegiatan pembelajaran, selanjutnya dikembangkan tema, sub tema, dan topic-topik mata pelajaranyang akan diajarkan. Konsep kesepadanan teori dan praktek sering menggunakan modul sebagai sistim pembelajaran. Persiapan pembelajaran disarankan meliputi 3 hal yaitu tujuan, materi, pertanyaan untuk menilai kemampuan belajar peserta didik.
b. Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran merupakan langkah merealisasikan konsep pembelajaran dalam bentuk perbuatan yang dilakukan secara berkesinambungan yaitu meliputi tahap persiapan, penyajian, aplikasi dan penilaian.
- Tahap persiapan adalah mempersiapkan ruang belajar, alat, bahan, media, sumber, kondisi lingkungan dan kesiapan peserta didik.
- Tahap penyajian adalah menyajikan informasi, menjelaskan cara kerja baik keseluruhan / masing-masing gerakan (demonstrasi)
- Tahap aplikasi / praktek adalah siswa melakukan sendiri kegiatan belajar yang ditugaskan, guru melakukan pengawasan dan pemberi bantuan secara perorangan maupun kelompok.
- Tahap penilaian adalah guru memeriksa hasil kerja dan menyertakan peserta didik untuk menilai kualitas kerja serta waktu yang dipergunakan dalam menyelesaikan pekerjaan tersebut.
c. Evaluasi dan Penyempurnaan
Evaluasi pembelajaran dan penyempurnaan perlu dilakukan secara kotinu untuk memperbaiki pembelajaran dan membimbing pertumbuhan peserta didik. Evaluasi
2. Pendekatan Keterampilan Proses
Pendekatan keterampilan proses merupakan pendekatan pembelajaran yang menekankan pada proses belajar, aktivitas dan kreativitas peserta didik dalam memperoleh pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap, serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari dan adanya keterlibatan fisik, mental, social peserta didik dalam proses pembelajaran untuk mencapai suatu tujuan.
Indikator-indikator pendekatan keterampilan proses antara lain kemampuan mengidentifikasi, mengklasifikasi, menghitung, mengukur, mengamati, mengkomunikasikan dan mengekspresikan diri dalam kegiatan untuk menghasilkan suatu hasil kerja.
Kemampuan-kemampuan tersebut dapat dilihat melalui partisipasi dalam kegiatan pembelajaran, yaitu :
- Kemampuan bertanya
- Kemampuan melakukan pengamatan
- Kemampuan mengidentifikasi dan mengklasifikasi hasil pengamatan
- Kemampuan menafsirkan hasil identifikasi dan klasifikasi
- Kemampuan menggunakan alat dan bahan untuk memperoleh pengalaman secara langsung
- Kemampuan merencanakan suatu kegiatan penelitian
- Kemampuan menggunakan dan menerapkan konsep yang telah dikuasai dalam suatu situasi baru
- Kemampuan menyajikan suatu hasil pengamatan dan atau hasil penelitian
Setiap peserta didik memiliki potensi yang berbeda dalam situasi yang normal, mereka dapat mengembangkan potensinya secara optimal. Tugas guru adalah memberikan kemudahan dan menciptakan lingkungan yang kondusif, agar semua peserta didik dapat berkembang secara optimal.
Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah keaktifan siswa (kemauan belajar dan berkembang yang dilandasi dengan penggunaan potensi yang dimilikinya), pengelolaan suasana kelas agar dapat merangsang aktivitas dan kreativitas belajar.
Tugas guru adalah memberikan kemudahan belajar melalui bimbingan dan motivasi untuk pencapaian tujuan. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan untuk mendorong aktivitas dan kreativitas peserta didik dalam pembelajaran antara lain : diskusi, pengamatan, penelitian, praktikum, Tanya jawab, karyawisata, studi kasus, bermain peran dan kegiatan lain yang dapat menunjang tercapainya tujuan pembelajaran.
3. Pendekatan Lingkungan
Pendekatan ini berusaha untuk meningkatkan ketertiban peserta didik melalui pendayaan lingkungan sebagai sumber belajar yang berhubungan dengan kehidupan dan berfaidah bagi lingkungannya.
Peserta didik mendapatkan pengetahuan dan pemahaman dengan cara mengamati apa-apa yang ada di lingkungan sekitar di lingkungan rumah dan sekolah, menanyakan sesuatu yang ingin diketahui kepada orang lain di lingkungan mereka yang dianggap tahu tentang masalah yang dihadapi.
UNESCO (1980), Jenis-jenis lingkungan yang dapat di dayagunakan oleh peserta didik meliputi :
a. Lingkungan meliputi factor-faktor fisik, biologi, sosial, ekonomi, dan budaya secara langsung / tidak, dan berinteraksi dengan kehidupan.
b. Sumber masyarakat, meliputi setiap unsur / fasilitas yang ada dalam kelompok masyarakat.
c. Ahli-ahli setempat (tokoh-tokoh masyarakat) dengan pengetahuan khusus dan berkaitan dengan kepentingan pembelajaran.
Pembelajaran dapat dilakukan dengan 2 cara
a. Membawa peserta didik kelingkungan untuk kepentingan pembelajaran dengan menggunakan metode karyawisata, pemberian tugas, dll.
b. Sumber-sumber dari lingkungan ke sekolah (kelas) untuk kepentingan pembelajaran (narasumber, sumber asli, sumber tiruan, model dan gambar).
Guru bertindak sebagai pemandu pemilihan tema dan lingkungan yang akan digunakan hendaknya didiskusikan dengan peserta didik.
4. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching And Learning)
Konsep pembelajaran ini menekankan pada keterkaitan antara materi pembelajaran dengan dunia kehidupan peserta didik secara nyata, sehingga peserta didik mampu menghubungkan dan menerapkan kompetensi hasil belajar dalam kehidupan sehari-hari (mempraktekkan secara langsung). CTL memungkinkan proses belajar yang tenang dan menyenangkan, karena dilakukan secara ilmiah.
Tugas guru adalah memberi kemudahan belajar dengan menyediakan sarana dan sumber belajar yang memadai, Guru menyampaikan materi pembelajaran yang berupa hafalan mengatur lingkungan, dan strategi pembelajaran yang memungkinkan para peserta didik belajar. (belajar efektif, strategi belajar, umpan balik, kerja kelompok).
Pembelajaran kontekstual dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.
Zahorik (1995) mengungkapkan lima elemen yang harus diperhatikan dalan pembelajaran kontekstual, yaitu :
- Pembelajaran memperhatikan pengetahuan yan sudah dimiliki peserta didik
- Pembelajaran dimulai dari umum ke khusus
- Pembelajaran ditekankan pada pemahaman dengan cara : Menyusun konsep sementara, melakukan sharing, merevisi dan mengembangkan konsep
- Pembelajaran ditekankan pada upaya mempraktekkan secara langsung materi yang dipelajari
- Adanya refleksi terhadap strategi pembelajaran, dan pengembangan pengetahuan yang di pelajari
5. Pendekatan Tematik (Thematic Approach)
Pendekatan tematik sering juga disebut pendekatan terpadu (intergrated). Perlunya pendekatan tematik pada pembelajaran yang mempunyai korelasi tinggi ialah kenyataan bahwa “dunia nyata” itu menunjukkan adanya keterpaduan dan bahwa ternyata peserta didik lebih baik bila belajar menghubungkan berbagai fakta yang ada.
Pendekatan didasari oleh psikologi Gestalt yang menyatakan bahwa keseluruhan / keterpaduan lebih berarti daripada bagian-bagiannya (keterpaduan antara berbagai bagian, belajar mengandung arti jika berhubungan dengan situasi belajar secara keseluruhan, motivasi peserta didik/ guru, interaksi antar bagian situasi dalam belajar).
Pendekatan tematik bertujuan :
a. Membentuk pribadi yang harmonis dan sanggup bertindak dalam menghadapi berbagai situasi yang memerlukan keterampilan pribadi.
b. Menyesuaikan pembelajaran dengan perbedaan peserta didik.
c. Memperbaiki dan mengatasi kelemahan – kelemahan yang terdapat pada metode mengajar hafalan.
Pendekatan tematik secara optimal perlu di tunjang oleh kondisi sekolah, yaitu : Partisipasi guru dalam tim serta tanggung jawab menyukseskan tujuan tim, Kemampuan guru untuk mengembangkan program pembelajaran tematis pada jadwal yang telah ditentukan, peralatan yang tersedia dilingkungan sekolah maupun berupa pinjaman dari luar, ada dalam struktur sekolah dan guru menggunakan berbagai sarana sekolah yang diperlukan.



Hujan
Bahasa
Sosial
Kesehatan
Matematika
Ketrampilan
Seni
Sains Jaringan berstruktur (structured webbing) dengan tema hujan dilukiskan dibawah ini.






Jaringan bebas (freeform webbing), dari setiap titik seperti yang dilukiskan diatas dikembangkan lagi dengan menambah garis-garis yang menuju kebeberapa titik lain yang makin jauh dari tema pusat.
Pembelajaran menuntut kreativitas guru dalam memilih dan mengembangkan tema pembelajaran, menyoroti berbagai aspek, ilustrasi dan contoh-contoh menarik.
Pendekatan tematik yang dilakukan oleh seorang guru, harus memiliki pemahaman yang luas tentang tema yang dipilih dari berbagai mata pelajaran. Pembelajaran tematik yang dilakukan oleh berbagai orang guru menuntut kekompakan dalam membentuk pemahaman, kompetensi dan pribadi, tema yang dipilih berasal dari lingkungan.


B. Memilih Metode Pembelajaran Yang Efektif
Metode pembelajaran harus dipilih dan dikembangkan untuk meningkatkan aktivitas dan kreativitas peserta didik. Dengan demikian pembelajaran harus memperhatikan minat dan kemampuan peserta didik (bekerja secara abstrak menuju konseptual), Implikasinya memberikan pengalaman yang bervariasi dan metode yang efektif dan bervariasi
Metode yang tepat menentukan efektifitas dan efisiensi belajar, antara lain : Metode ceramah, berpusat pada guru, menekankan intertaksi peserta didik. Penggunaan metode bervariasi membantu peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Pengalaman belajar harus fleksibel, tidak kaku, menekankan kreativitas, rasa ingin tahu, bimbingan dan pengarahan ke arah kedewasaan.
Beberapa metode pemelajaran yang dapat dipilih oleh guru :
1. Metode Demonstrasi
- Mempertlihatkan suatu proses, peristiwa cara kerja suatu alat
- Tujuan memberikan pengetahuan sampai dengan memecahkan suatu masalah
Langkah-langkah efektif :
a) Lakukan perencanaan yang matang, persiapan dan fasilitas
b) Merumuskan tujuan, metode demonstrasi, materi yang tepat
c) Buatlah garis-garis besar langkah-langkah demonstrasi (harus dikuasai dan dipahami oleh peserta didik dan guru)
d) Demonstrasi dilakukan oleh guru / peserta didik, atau oleh guru kemudian diikuti peserta didik
e) Demonstrasi menarik perhatian, suasana yang menyenagka dan tenang
f) Semua peserta didik terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran
g) Evaluasi terhadap efektivitas metode demonstrasi dan hasil belajar
h) Pemberian tugas (Pemantapan)
2. Metode Inguiri (Penyelidikan)
Inquity adlah the process of investigating a problem (Carin dan Sund, 1975).
Melakukan eksperimen sendiri secara luas, melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, mencari jawaban, menghubungkan penemuan, membandingkan temuan peserta didik (Piaget).
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan sebagai berikut :
a) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang fenomena alam
b) Merumuskan masalah yang ditemukan
c) Merumuskan hipotesis
d) Merancang dan melakukan eksperimen
e) Mengumpulkan dan menganalisis data
f) Menarik kesimpulan, mengembangkan sikap ilmiah, yakni : obyektif, jujur, hasrat ingin tahu, terbuka, berkemauan dan tanggung jawab

Sund and Trowbrigde (1973) mengemukakan 3 macam metode inquiry sebagai berikut :
a. Inquiryng Terpimpin (Guide Inquiry)
Guru memberikan bimbingan dan pengarahan yang luas perencanaan dibuat guru, peserta didik tidak merumuskan permasalahan, petunjuk bagaimana menyusun dan mencatat data diberikan oleh guru.
b. Inquiry Bebas (Free Inquiry)
Peserta didik melakukan penelitian melakukan penelitian sendiri bagaikan seorang ilmuwan. Peserta didik harus mengidentifikasi dan merumuskan berbagai topik permasalahan yang hendak diselidiki, metodenya adalah inquiry role approach.
c. Inquiry bBebas yang Dimodifikasi (Modified Free Inquiry)
Guru memberikan permasalahan atau problem, peserta didik diminta memecahkan permasalahan melalui pengamatan, eksplorasi, prosedur penelitian.

3. Metode Penemuan (Discovery)
Metode yang lebih menekankan pada pengalaman angsung pembelajaran lebih mengutamakan akan proses daripada hasil belajar.
Cara mengajar dengan metode penemuan menempuh langkah-langkah sebagai berikut :
a) Adanya masalah yang akan dipecahkan
b) Sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif
c) Konsep dan prinsip yang harus ditemukan melalui kegiatan tersebut perlu dikemukakan dan ditulis secara jelas
d) Harus tersedia alat dan bahan yang diperlukan
e) Susunan kelas diatur sehingga memudahkan terlibatnya arus bebas pikiran siswa dalam KBM
f) Guru memberikan kesempatan untuk mengumpulkan data
g) Guru memberikan jawaban tepat dan cepat dengan data dan informasi yang diperlukan peserta didik
4. Metode Eksperimen
Suatu bentuk pembelajaran yang melibatkan peserta didik bekerja dengan benda-benda, bahan-bahan dan peralatan laboratorium, secara perorangan dan kelompok merupakan situasi pemecahan masalah yang di dalamnya berlangsung pengujian suatu ipotesis dan terdapat variabel-variabel yang dikontrol secara ketat. Hal yang diteliti adalah pengaruh variabel tertentu terhadap variabel lain.
Hal-hal yang perlu dipersiapkan guru adalah :
a) Tetapkan tujuan eksperimen
b) Persiapan alat dan atau bahan yang diperlukan
c) Persiapkan tempat eksperimen
d) Pertimbangan jumlah peserta didik sesuai dengan alat-alat yang tersedia
e) Keamanan dan kesehatan agar dapat memperkecil atau menghindarkan resiko yang merugikan atau berbahaya
f) Disiplin atau tata tertib, terutama dalam menjaga peralatan dan bahan yang akan digunakan
g) Penjelasan tentang apa yang harus diperhatikan dan tahapan-tahapan yang mesti dilakukan peserta didik termasuk yang dilarang dan yang membahayakan
5. Metode Pemecahan Masalah
Metode ini bukan hanya sekedar memecahkan masalah, tetapi juga belajar sesuatu yang baru.
Davis dan Alexander (1974), pembelajaran dengan metode pemecahan masalah akan menempuh langkah-langkah sebagai berikut :
- Merasakan adanya masalah-masalah yang potensial
- Merumuskan masalah
- Mencari jalan keluar
- Memilih jalan keluar yang tepat
- Melaksanakan pemecahan masalah
- Menilai apakah pemecahan masalah yang dilakukan sudah tepat atau belum
6. Metode Karyawisata
Pengalaman belajar yang diperoleh secara langsung (persiar) dan merupakan bagian integral dan kurikulum sekolah. Dengan metode ini tujuan umum pendidikan dapat segera dicapai terutama berkaitan dengan pengembangan wawasan dunia luar.
Sebelum metode karyawisata dipergunakan / dihubungkan perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut :
a) Menentukan sumber-sumber masyarakat sebagai sumber belajar mengajar
b) Mengamati kesesuaian sumber belajar dengan tujuan dan program sekolah
c) Menganalisis sumber belajar berdasarkan nilai-nilai padegogis
d) Menghubungkan sumber belajar dengan kurikulum (mendukung / sesuai dengan tuntutan kurikulum), jika iya karyawisata dapat dilaksanakan
e) Membuat dan mengembangkan program karyawisata secara logis dan matematis
f) Karyawisata sesuai dengan tujuan yang ditetapkan, memperhatikan tujuan pembelajaran, materi pelajaran, efek instruksional dan pengirim, iklim yang kondusif
g) Menganalisa apakah tujuan telah tercapai, kesulitan-kesulitan yang ditemui,ucapan terima kasih, laporan, catatan untuk karyawisata mendatang
7. Metode Perolehan Konsep
Belajar konsep hasil utama pendidikan, merupakan batu-batu pembangunan (building block) berpikir. Konep merupakan dasar bagi proses mental yang lebih tinggi untuk memasukan prinsip dan generalisasi.
Ausubel (1968), konsep diperoleh dengan 2 cara konsep formasi adalah merupakan bentuk perolehan konsep sebelum peserta didik masuk sekolah. (Konsep formasi sama dengan konsep kongkrit) Gagne, 1977. Konsep asimilasi merupakan cara-cara untuk memperoleh konsep selama dan sesudah sekolah.
8. Metode Penugasan
Pada metode ini guru memberikan seperangkat tugas yang harus dikerjakan peserta didik secara individual / kelompok.
Langkah-langkah metode penugasan :
a) Merencanakan dengan jelas dan sistimatis tujuan penugasan dan cara mengerjakannya. (dikomunikasikan dengan peserta didik)
b) Tugas dipahami peserta didik (kapan, bagaimana cara mengerjakan, waktu, individu / kelompok dan lain-lain)
c) Anggota kelompok terlibat aktif dalam penyelesaian tugas, terutama tugas diselesaikan di luar kelas
d) Mengontrol tugas murid, memotivasi dan bimbingan, mengontrol penyelesaian dan konsultasi serta menerima laporan (untuk tugas di luar kota)
e) Penilaian professional, mempertimbangkan proses penyelesaian segera
9. Metode Ceramah
Guru menyajikan bahan melalui penuturan / penjelasan lisan secara langsung terhadap peserta didik.


Persiapan guru menggunakan metode ceramah.
a) Merumuskan TIK, mengembangkan pokok materi pembelajaran
b) Penyampaian tujuan dan kegiatan pembelajaran
c) Garis besar bahan ajar disampaikan
d) Materi pembelajaran sesuai pengetahuan dan pengalaman
e) Bersifat umum ke khusus / sederhana menuju hal-hal rumit
f) Memberi contoh dan humor yang menunjang pembelajaran
g) Pusatkan perhatian peserta didik agar tidak mengganggu KBM
h) Gunakan alat peraga sesuai dengan bahan yang diceramahkan
i) Kontrol pembicaraan, hindari pembicaraan monoton, penekanan pada materi tertentu
Tanyakan hal yang belum jelas, buat kesimpulan dan penilaian lisan / tertulis. Berikan tugas PR individu / kelompok.
10. Metode Tanya Jawab
Menghubungkan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki dengan pertanyaan yang akan dijawab.
Hal-hal yang diperlukand alam metode Tanya jawab :
a) Menguasai bahan, mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sulit / tidak dipahami
b) Pertanyaan tidak menyimpang, tujuan pembelajaran tercapai sesuai kemampuan berpikir peserta didik
Kriteria pertanyaan yang baik sebagai berikut :
a) Memberi acuan, uraian singkat cerita guru / ceramah
b) Memusatkan jawaban pada apa-apa yang menjadi tujuan kegiatan pembelajaran
c) Guru menuntun dengan pertanyaan pada jawaban yang benar
d) Melacak jawaban yang benar
11. Metode Diskusi
Diskusi adalah pertemuan ilmiah untuk bertukar pikiran mengenai suatu masalah / pokok permasalahan.
Langkah-langkah merode diskusi adalah :
a) Rumusan tujuan dan masalah-masalah untuk menjadi topik diskusi
b) Siapkan sarana dan prasarana
c) Susunlah peranan-peranan diskusi
d) Pengarahan siswa agar terlibat aktif
e) Suasana kondusif untuk memecakan masalah dan mengemukakan pendapat
f) Beri kesempatan agar tidak terjadi dominasi
g) Waktuyang tersedia
h) Peranan guru (fasilitator, pengawas, pembiming, evaluator)
i) Membuat kesimpulan oleh guru atau siswa dengan bimbingan guru (agar tidak mengulur waktu)






BAB 5
MEMBIMBING KEBERHASILAN PESERTA DIDIK


Keberhasilan penbelajaran adalah keberhasilsn peserta didik dalam membentuk kompetensi dan mencapai tujuan,serta keberhasilan guru dalam membimbing peserta didik dalam pembelajaran.Hal ini penting dalam rangka menyukseskan implementasi kurikulum,karena keberhasilan kurikulum pada hakekatnya adalah keberhasilan pembelajaran.
A.Membimbing Peserta Didik yang Lamban
Slow learning atau lamban belajar merupakan salah satu bentuk.Slow learning menunjuk pada peserta didik yang mengalami kesulitan belajar akibat kelambanan dalam perkembangan terutama perkembangan mental. Kelambanan perkembangan ini disebabkan oleh tingkat kecerdasan atau IQ di bawah rata-rata umum atau di bawah normal.
Untuk mengetahui status peserta didik yang memiliki IQ tertentu ,maka perlu diketahui kriteria yang digunakan untuk mengklasifikasikan intelegensi.Dalam tulisan ini digunakan klasifikasi intelegensi sebagai berikut.


TINGKAT IQ KELOMPOK
130 keatas Pandai sekali (Genius)
110-129 Pandai
90-109 Rata-rata atau normal
70-89 Kurang pandai
50-69 Lemah ingatan
30-49 Debiel
Kurang dari 30 Imbeciel- ideot

1.Ciri-ciri Peserta Didik Lambat Belajar
Peserta didik yang tergolong lambat belajar akan menampakkan gejala-gejala yang menjadi ciri-cirinya sebagai berikut.
a. Lamban . peserta didik kelompok lambat belajar lamban dalam menerima dan mengolah pembelajaran, lamban dalam bekerja, lamban dalam mengisi bacaan, lamban dalam menganalisis, dan memecahkan masalah.
b. Kurang mampu. Peserta didik kelompok lambat belajar kurang mampu berkonsentrasi, berkomunikasi dengan orang lain
c. Tidak berprestasi.
d. Motoriknya lamban
e. Perilaku negatif.

2. Memahami latar belakang peserta didik lambat belajar.
Untuk memberikan bantuan dan bimbingan secara tepat, dan berhasil kepada peserta didik yang lambat belajar. Untuk kepentingan tersebut usaha yang dapat dilakukan adalah:

a. Studi dokomentasi,mempelajari catatan-catatan pribadi melalui
v Buku catatan pribadi
v Dokomen perkembangan pribadi
v Catatan kesehatan

b. Mengumpulkan data baru sebagai pelengkap
Di samping mempelajari data pribadi peserta didik. Cara lain ini dapat dilakukan melalui kegiatan sebagai berikut.
a. Home visit (kunjungan rumah)
b. Test psikologi
c. Wawancara dengan orang tua atau temannya
d. Observasi terhadap kegiatan peserta didik pada waktu bermain,melakukan tugas kelompok untuk memahami hubungan sosial dengan teman-temannya.


3. Usaha- Usaha Bimbingan
Bentuk bimbingan yang diberikan kepada slow learner bergantung pada kemungkinan masalah atau latar belakang masalah masing-masing.Sesuai dengan cirri-ciri yang dimiliki oleh peserta didik lambat belajar dan latar belakang peserta didik, maka bimbingan yang diberikan dapat diidentifikasi sebagai berikut.
a. Pemberian informasi tentang cara-cara belajar yang efektif.
b. Bantuan penempatan (placement),seperti kelompok belajar,kelompok diskusi, dan kelompok kerja.Bantuan penempatan ini dapat pula berfungsi sebagai perbaikan terhadap masalah dan kesulitan social yang dialami peserta didik.
c. Mengadakan pertemuan dengan orang tua untuk melakukan konsultasi, mendiskusikan kesulitan-kesulitan peserta didik serta mencari cara-cara pemecahannya.
d. Memberikan remedial teaching.
e. Menyajikan pembelajaran secara kongkrit dan aktual.
f. Memberikan layanan konseling bagi peserta didik yang menghadapi kesulitan-kesulitan emosional,serta hambatan-hambatan lain sesuai latar belakang masing-masing.
g. Memberikan perhatian khusus kepada peserta didik yang lamban, dan berusaha untuk membangkitkan motivasi dan kreativitas belajarnya.

B. Membimbing Peserta didik Yang Cerdas Di Atas Normal
Peserta didik yang tergolong cerdas adalah mereka yang memiliki IQ diatas normal
a. Ciri-ciri Anak Luar Biasa di Atas Normal
Peserta didik yang memiliki kecerdasan diatas normal sebenarnya dapat diklasifikasikan kedalam dua kelompok ;
Pertama , kelompok pandai sekali dengan IQ 130 keatas.
Kedua , kelompok pandai dengan IQ antara 110 sampai dengan 130 kelompok ini merupakan peserta didik luar biasa di atas normal ,yang memiliki sifat-sifat sebagai berikut.
a. Belajar berjalan dan bicara lebih awal dan cepat menguasai kosa kata dalam jumlah yang banyak.
b. Pertumbuhan jasmani lebih baik , otot-otot kuat, motoriknya gesit ( lincah), dan energik.
c. Haus akan ilmu pengetahuan, dan menyukai serta sering mengikuti berbagai perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan.
d. Mampu secara tepat menarik suatu generalisasi, dapat mengenal hubungan antara fakta yang satu dengan fakta yang lain,cakrawala berfikirnya luas dan logis,kritis dan suka berdebat.
e. Memiliki rasa ingn tahu yang tinggi,sehingga Nampak suka membongkar-bongkar mainan dan membangunnya kembali.
f. Cepat dalam menerima, mengolah,memahami dan menguasai pembelajaran,prestasinya baik sekali dalam seluruh bidang studi.
g. Cepat mengerjakan tugas dengan hasil baik.
h. Cepat dan tepat dalam bertindak.
i. Kurang sabar mengikuti hal-hal yang rutin dan monoton.
j. Cenderung tidak memiliki gangguan nerves (mudah bingung).
k. Daya imaginasinya tinggi dan mampu berfikir abstrak.
l. Cepat dalam bekerja, dan melakukan tugas sehingga banyak memiliki waktu luang.

b. Prinsip Dasar Membimbing Peserta Didik yang Cerdas
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dipahami guru dalam memberikan bimbingan kepada peserta didik cepat belajar adalah:
a. Perlu diupayakan untuk mengembangkan seluruh potensi peserta didik agar memperoleh perkembangan yang optimal,sehingga dapat dicapai suatu kebahagiaan.
b. Bimbingan yang diberikan harus sesuai dengan cirri-ciri khusus serta kebutuhan peserta didik yang cepat belajar.
c. Setiap sekolah harus diatur sedemikian rupa,sehingga tercipta suasana yang aman dan nyaman,dan memungkinkan peserta didik cepat belajar mengembangkan seluruh aspek pribadinya.
d. Dalam memberikan bimbingan jangan semata-mata menekankan pada perkembanagn aspek intelektualnya saja,tetapi perlu dikembangkan aspek-aspek lain seperti sikap,nilai,mental,moral,emosional,social spiritual,dan tanggung jawab.
e. Perlu dikurangi kegagalan dan pemborosan sejauh mungkin dengan jalan mendayagunakan seluruh bakat dan kecerdasan serta kreativitas peserta didik.

Masalah-masalah yang dihadapi peserta didik cepat belajar pada umumnya bersumber dari kondisi-kondisi sebagai berikut .
a. Kurang atau tidak adanya pengertian dari pihak pendidik (guru,orang tua, kepala sekolah, konselor),mereka tidak mengerti bagaimana memperlakukan peserta didik yang cerdas.
b. Kurang adanya perhatian dari pihak pendidik.Perhatian pendidik umumnya ditujukan kepada peserta didik yang normal,paling-paling ditujukan kepada peserta didik yang lambat belajar.
c. Anggapan yang keliru dari pendidik bahwa peserta didik yang cerdas akan mampu atau bisa memelihara,menjaga,dan mengembangkan dirinya sendiri tanpa bimbingan orang lain.
d. Kurang tanggapnya guru terhadap perilaku peserta didik yang cerdas,bahkan sering dianggap mengganggu pembelajaran,atau mencemoohkan guru,misalnya mengajukan pertanyaan yang diluar kemampuan guru untuk menjawabnya.

1. Reaksi Negatif
Peserta didik yang tergolong cerdas di atas normal tidak berbeda dengan teman lain, dalam arti sebenarnya mereka juga memerlukan perhatian,penghargaan dan kasih saying,karena hal tersebut merupakan sebagian dari kebutuhan pokok (basic needs).
Jika peserta didik cerdas yang secara wajar juga membutuhkan perhatian tetapi tidak diperhatikan oleh pendidik, maka akan timbul beberapa reaksi sebagai berikut.
a. Melarikan diri,pendiam,dan bersifat introvert,reaksi negative ini disebut withdraw.
b. Mencari perhatian ,dalam usahanya mencari perhatian,maka ada kalanya ditempuh dengan jalan berteriak-teriak di kelas,membuat gaduh, menggoda teman,meledek guru , suka mondar mandir,dan mengganggu temannya.

c. Berpura-pura bodoh,sering kali guru memperlakukan peserta didik yang secara kurang tepat.

2. Bimbingan Bagi Peserta Didik Cepat Belajar
Pemberian layanan yang dilakukan secara tepat diharapkan dapat membawa dampak positif bagi perkembangan setiap peserta didik dalam mengembangkan diri, dan memperolah kepuasan dalam hidupnya.
Sehubungan dengan uraian di atas, dapat diidentifikasikan beberapa bentuk layanan yang dapat diberikan guru kepada peserta didik yang cepat belajar sebagai berikut.
a. Usaha pencepatan (akselerasi)
b. Menyediakan sekolah khusus yang menampung anak-anak cerdas atau berkualitas tinggi, sehingga mereka akan mendapatkan kesempatan yang seluas-luasnya untuk mengembangkan kemampuannya.
c. Jika terpaksa anak harus mengikuti sekolah yamg terintegrasi dengan anak-anak normal, maka kepadanya perlu diberi kesempatan untuk memperdalam , dan memperkaya pengetahuannya.
d. Menyalurkan kemampuan peserta didik dalam kegiatan-kegiatan ilmiah, mengikuti sertakan dalam lomba karya ilmiah yang diselenggarakan oleh instansi-instasi tertentu, seperti lomba mengarang dan kegiatan-kegiatan lain yang sejenis.
e. Melibatkan dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengikuti kegiatan-kegiatan atau aktivitas-aktivitas organisasi dan sosial.
f. Untuk mengurangi rasa superior (harga diri berlebih), sebaiknya guru dalam member tugas atau pertayaan-pertayaan dilakukan secara proporsional.
g. Jika diperlukan, maka pada saat-saat tertentu guru hendaknya memberikan reinforcement pada peserta didik yang cerdas.
Di samping beberapa hal yang dikemukakan di atas,untuk dapat memberikan layanan kepada peserta didik yang cerdas secara tepat, diperlukan kerjasama dari berbagai pihak dan berbagai lembaga yang terlibat langsung dalam pergaulan peserta didik.

C. Individualisasi Pembelajaran
Untuk menciptakan suasana pembelajaran yang efektif, kreatif,dan menyenangkan,hendaknya pembelajaran tidak terbatas pada pembelajaran klasikal,guru perlu melakukan upaya-upaya untuk melakukan induvidualisasi pembelajaran. Individualisasi pembelajaran dimaksud sebagai bentuk pembelajaran yang dapat melayani peberbedaan peserta didik,dan sesuai dengan kemampuan,tempo belajar,minat belajar masing-masing.Berbagai upaya yang dapat dilakukan dalam rangka individualisasi pembelajaran antara lain mencakup pembelajaran dengan modul (modular instruction),dan pembelajaran berprogama (programe instruction),dan pembelajaran melalui elektronik (E-Learning).

BAB 6
PENUTUP

Dunia Pendidikan Nasional sedang dihadapi pada masalah yang sangat mendasar. Di satu sisi di tuntut untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, agar menjadi wahana untuk mengembangkan potensi peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepa Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berimu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab yang di amanatkan oleh UU Sesdiknas.
Dalam kondisi seperti ini , guru harus trampil sebagai dewa penyelamat bangsa. Yang mampu menyampaikan pesan- pesan pembelajaran kepada peserta didik dan menyiapkan merka dengan seluruh kepribadiannya. Untuk itulah guru harus kreatif, profesional dan menyenangkan.
Guru demikian ang akan menjadi tumpuan harapan masyarakat dan mampu menghantarkan ke jenjang sukses, baik di dalam masyarakat , dunia globalisasi, berfikir global dan bertindak lokal.



Daftar Pustaka

Nurdin M.Pd , Prof . dr. H Syafrudin , Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, Quantum Teaching, PT. Ciputat, 2005, Jakarta

Dr. E Mulyana, M.Pd, Guru Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, Penerbit PT Remaja Rosdakarya, Bandung, Cetakan -3 , 2005.

Departemen Pendidikan Nasional ( 2002 ), Konsep Dasar Pendidikan Berorientasi Kecakapan Hidup, melaui Pendekatan Pendidikan Berbasis Luas.